Daftar Blog Saya

Minggu, 05 Juni 2011

studi kependudukan

Posted by riswan on 19.55


u STUDI KEPENDUDUKAN
Oleh Drs. H. Afif Rifai,MS
Editing ; riswantoro
u STUDI KEPENDUDUKAN
u Drs. Afif Rifai, MS
Pengertian Dasar Demografi
Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti : “Demos” adalah rakyat atau penduduk “Grafein” adalah menulis. Jadi Demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk.
Donald J. Bogue di dalam bukunya ‘Principles of Demography’ memberikan definisi Demografi sebagai berikut :
“Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi yaitu Kelahiran (Fertilitas), Kematian (Mortalitas), Perkawinan, Migrasi dan Mobilitas Sosial”
Johan Suszmilch (1762) : …… mempelajari hukum Illahi dalam perubahan-perubahan pada umat manusia yang tampak dari kelahiran, kematian dan pertumbuhannya.
Philip M. Hauser & Dudley Duncan : demografi mempelajari tentang jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan tersebut.
Studi Kependudukan (Population Studies) lebih luas dari kajian demografi, karena didalam memahami struktur dan proses kependudukan disuatu wilayah faktor-faktor non demografis ikut dilibatkan misalnya, dalam memahami trend fertilitas disuatu daerah tidak hanya cukup diketahui trend pasangan usia subur saja tetapi juga faktor sosial budaya yang ada didaerah tersebut.
u Tujuan mempelajari Studi Kependudukan
  1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu
  2. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia
  3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
  4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
            Pengelompokan penduduk sangat berguna untuk berbagai maksud dan tujuan seperti :
1. Untuk mengetahui ‘Human Resources’ yang ada baik menurut umur maupun jenis kelamin
2. Untuk mengambil suatu kebijaksanaan yang berhubungan dengan kependudukan
3. Untuk membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk lainnya
4. Melalu penggambaran piramida penduduk dapat diketahui ‘proses demografi’ yang telah terjadi pada penduduk tersebut.
u Komposisi Penduduk
Pengelompokan penduduk berdasarkan ciri-ciri tertentu dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
  1. Biologis, meliputi umur, dan jenis kelamin
  2. Sosial, antara lain meliputi tingkat pendidikan, status perkawinan dsb.
  3. Ekonomi, meliputi penduduk yang aktif secara ekonomi, lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dsb.
  4. Geografis, berdasarkan tempat tinggal, daerah perkotaan, pedesaan, propinsi, kabupaten, dsb.
  5. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin
  6. Pengelompokan penduduk berdasarkan ciri-ciri sosial
  7. Penduduk berdasarkan ciri-ciri ekonomi
  8. Komposisi penduduk Indonesia berdasarkan tempat tinggalnya
u Rasio Jenis Kelamin (sex ratio)
Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan.
Rumus :
                      Jumlah penduduk laki-laki
‘Sex Ratio’ = ——————————————    x   k
                     Jumlah penduduk perempuan
Pada tahun 1971 rasio jenis kelamin penduduk Indonesia 97, ini berarti tiap 100 perempuan terdapat 97 laki-laki yaitu:
Jumlah penduduk laki-laki       = 58.338.664
Jumlah penduduk perempuan = 60.029.206
                                     
                                    58.338.664
Sehingga Sex Ratio = —————— x 100 = 97,2 dibulatkan menjadi 97
                                    60.029.206                             
Besar kecilnya Rasio Jenis kelamin di suatu daerah dipengaruhi oleh :
  1. ‘Sex Ratio at Birth’. Di beberapa negara umumnya berkisar antara 103-105  bagi laki-laki per 100 bayi perempuan.
  2. Pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan. Jika kematian laki-laki lebih besar daripada jumlah kematian perempuan maka rasio jenis kelamin semakin kecil.
  3. Pola migrasi antara pendduk laki-laki dan penduduk perempuan
            Jika disuatu daerah Sex Ratio > 100 berarti di daerah tersebut lebih banyak penduduk laki-laki. Sedangkan jika Sex Ratio < 100 berarti lebih banyak perempuan.
u Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)
Angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (umur 15-64 tahun)
Rumus :
                          P0-14 + P65+
                        ——————   x   k
                           P15-64
Secara kasar angka ini dapat digunakan sebagai indikator ekonomi dari suatu negara apakah tergolong maju atau bukan. Angka beban tanggungan penduduk Indonesia tahun 1971 adalah 87, ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 87 orang yang tidak produktif.
u Persebaran Penduduk
Secara garis besarnya persebaran penduduk dapat digolongkan menurut :
1. Geografis
2. Administratif dan Politif
ad.1. Geografis
      Indonesia yang terdiri dari beberapa kepulauan besar dan kecil, penduduknya tersebar secara tidak merata. Terdapa 922 pulau berpenghuni dan 12.675 pulau tanpa penghuni. Pulau yang terpadatpenduduknya adalah pulau Jawa, lebih dari separuh (64%) penduduk Indonesia bertempat tingal di pulau tersebut, padahal luasnya hanya 6,6% dari luas wilayah Indonesia. Sedangkan daerah Kalimantan yang luasnya 27,2% hanya dihuni oleh 4,4% dari seluruh penduduk Indonesia.
       Persebaran penduduk yang belum merata ini tentu saja menimbulkan masalah sosial ekonomi yang serius bagi pemerintah.
u Ad.2. Administratif dan Politis
            Secara administratif dan politis penduduk Indonesia tersebar di 32 propinsi; kemudian ditiap-tiap propinsi secara administratif dibagi dalam kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan.
u Piramida Penduduk
Komposisi umur dan jenis kelamin suatu penduduk secara grafik dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk.
Cara penggambaran piramida penduduk
  1. Sumbu vertikal untuk distribusi umur
  2. Sumbu horizontal untuk jumlah penduduk dapat absolut maupun persentase
  3. Dasar piramida dimulai untuk umur muda (0-4) tahun semakin ke atas untuk umur yang lebih tua.
  4. Puncak piramida untuk umur tua sering dibuat dengan sistem ‘open end interval’ artinya, misal untuk umur 75, 76, 77, 78 dan seterusnya cukup dituliskan 75+
  5. Bagian sebelah kiri untuk penduduk laki-laki dan bagian sebelah kanan untuk penduduk perempuan.
  6. Besarnya balok diagram untuk masing-masing kelompok umur harus sama.









            Piramida Penduduk
Grafik proporsi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin seperti di atas mengandung informasi setidak-tidaknya 3 aspek, yaitu:
Aspek demografi, yaitu menggambarkan trend fertilitas dengan memperhatikan penduduk usia 0–4 tahun.
Aspek Sosial, yaitu dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan dengan memperhatikan angka harapan hidup pada penduduk usia 65+.
Aspek ekonomi,  dengan memperhatikan dependency ratio (beban ketergantungan penduduk belum dan tidak berusia produktif (0–14 tahun dan 65+) terhadap penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Penjelasan:
  1.  Grafik penduduk usia 0-4 tahun, sebagai dasar analisis yaitu angka fertilitas. Perlu diperhatikan bahwa populasi sebanyak itu segera memasuki usia sekolah, sehingga harus mempersiapkan sarana pendidikan.
  2.  Penduduk usia 10 - 14 tahun, segera memasuki usia kerja yaitu 15-19 tahun, sehingga lapangan kerja harus dipersiapkan. Sementara itu, penduduk usia 60-64 segera memasuki usia 65+ (usia lansia/non produktif). Sehingga kesempatan kerja yang ahrus dipersiapkan adalah sebanyak selisih antara penduduk usia 10-14 tahun dengan 60-64 tahun. Jika lapangan kerja tidak terpenuhi, akan muncul masalah sosial.
Masih banyak informasi yang dapat digali dari gambaran Piramida penduduk tersebut. Dengan demikian, informasi melalui piramida penduduk dapat dipakai untuk masukan utama pada perencanaan pembangunan yang berkaitan dengan bidang kependudukan.
Komposisi umur penduduk biasanya digambarkan dalam piramida penduduk yang dapat mencerminkan apakah negara tersebut mempunyai ciri penduduk tua atau muda
Komposisi umur penduduk biasanya digambarkan dalam piramida penduduk yang dapat mencerminkan apakah negara tersebut mempunyai ciri penduduk tua atau muda
u Tiga ciri Penduduk (The Three General Population)
  1. Expansive : sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur termuda. Contoh  : Indonesia.
  2. Constrictive : sebagian kecil penduduk berada dalam kelompok umur muda. Contoh : Amerika Serikat.
  3. Stationary : Banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama banyaknya, dan mengecil pada usia tua kecuali pada kelompok umur tertentu. Contoh : Swedia.
u Sumber Data Penduduk
            Dalam proses pengumpulan data, maka sumber data penduduk dapat dikelompokkan atas tiga pe ngelompokan besar yaitu :
    1. Sensus
    2. Survai (Sample)
    3. Registrasi
u SENSUS
            “Sensus penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan (collecting), menghimpun dan menyusun (compling)dan menerbitkan data-data demografi, ekonomi dan sosial yang menyangkut semua orang pada waktu tertentu di suatu negara atau suatu wilayah tertentu”
            Melihat definisi di atas, ada beberapa ketentuan yang membedakan sensus dari kegiatan pengumpulan data yang lain. Ada karakteristik tertentu yang harus dipenuhi.
            Pertama, semua orang. Artinya semua orang atau penduduk (yang hidup) dalam wilayah yang dicacah haruslah tercakup.
            Kedua, waktu tertentu. Artinya, sensus harus dilaksanakan secara serentak.
            Ketiga, suatu wilayah tertentu. Artinya, ruang lingkup sensus haruslah meliputi batas wilayah tertentu. Misalnya, Sensus Penduduk Indonesia artinya harus mencakup seluruh wilayah Indonesia yang batas-batasnya adalah batas negara Indonesia.
u SURVAI
            Dalam hal tahapan kerja dan keterangan apa yang dikumpulkan, pada dasarnya survai tidak berbeda dengan sensus. Hal yang membedakan survai dengan sensus yang terpenting adalah cakupan penduduk yang dicacah. Bila sensus mencacah seluruh penduduk, maka survai hanya mencacah sebagian penduduk saja.
u REGISTRASI (PENCATATAN)
            Registrasi merupakan kumpulan keterangan mengenai terjadinya peristiwa-peristiwa lahir dan mati serta segala kejadian penting yang merubah status sipil seseorang sejak dia lahir sampai mati. Kejadian-kejadian yang dimaksud adalah perkawinan, perceraian, pengangkatan anak (adopsi) dan perpindahan (migrasi). Karena mencatat peristiwa-peristiwa penting yang berhubungan dengan kehidupan maka disebut juga registrasi vital dan hasilnya disebut statistik vital.
u FERTILITAS (KELAHIRAN)
            Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup.
u  
  1. Lahir hidup: (Live birth) menurut UN & WHO, adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana si-bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal: bernafas, ada denyut jantungnya atau denyut tali pusat atau gerakan-gerakan otot.
  2. Lahir mati: (Still birth) adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
  3. Abortus: kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu.
            Ada 2 macam abortus: disengaja (induced) dan tidak disengaja (spontaneous)
            Induced abortion dapat :
    1. berdasar alasan medis, misal: karena mempunyai penyakit jantung yang berat sehingga membayahakan jiwa si ibu.
    2. tidak berdasarkan alasan medis.
4.         Masa Reproduksi (Childbearing age)
            masa dimana wanita mampu melahirkan, yang disebut juga usia subur (15-49 tahun).
u Ukuran Dasar Fertilitas
  1. Crude Birth Rate (CBR) atau Angka Kelahiran Kasar
            Rumus :
                                                B
                                    CBR = —— .k
                                                P
            dimana :
                        B = banyaknya kelahiran selama 1 tahun
                        P = banyaknya penduduk pada pertengahan tahun
                        k = bilangan konstan, biasanya 1000.
            Misal :
            Banyaknya kelahiran di Jakarta pada tahun 1970 adalah 182.880 orang bayi.
            Banyaknya penduduk Jakarta pada pertengahan tahun 1970 sebesar 4.546.942 orang.
            Maka :             182.880
                                    CBR = —————— x 1000 = 40,2 perseribu penduduk
                                                4.546.942
u Kebaikannya :
            Perhitungan ini sederhana, karena hanya memerlukan keterangan tentang jumlah anak yang dilahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
u Kelemahannya
            Tidak memisahkan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang masih kanak-kanak dan yang berumur 50 tahun ke atas. Jadi angka yang dihasilkan sangat kasar.
u 2. General Fertility Rate (GFR) atau Angka Kelahiran Umum
            Yaitu banyaknya kelahiran tiap seribu wanita yang berumur 15 – 49 atau 15 – 44 tahun.
            Rumus :
                                                B                               B
                                    GFR = —— .k  atau  GFR = —— .k
                                                pf                            pf
                                                  15-49                      15-44
            dimana :
            B          = banyaknya kelahiran selama 1 tahun
            pf         = banyaknya penduduk wanita yang berumur 14-49 tahun pada
              15-49  pertengahan tahun
            pf         = banyaknya penduduk wanita yang berumur 14-44 tahun pada
              15-44  pertengahan tahun
            k = bilangan konstan, biasanya 1000.
u Misal :
            Dari contoh pada (1), apabila diketahui banyaknya penduduk wanita berumur 15-49 tahun pada pertengahan tahun sebesar 1.165.680 orang
Maka :
                                              182.880        
                                    GFR = ————— x 1000 = 156,9 per seribu penduduk wanita
                                                                                                  1.165.680                                                                                                                                                          usia 15-49 tahun
Kebaikannya :
            Ukuran ini lebih cermat dari pada CBR karena hanya memasukkan wanita yang berumur 15-49 tahun atau sebagai penduduk yang ”exposed to risk”
Kelemahannya :
            Ukuran ini tidak membedakan risiko melahirkan dari berbagai kelompok umur, sehingga wanita yang berumur 40 tahun dianggap mempunyai risiko melahirkan yang sama besarnya dengan wanita yang berumur 25 tahun.
u         3. Age Specific Fertility Rate (ASFR) atau Angka Kelahiran
menurut Kelompok Umur
            Yaitu banyaknya kelahiran tiap seribu wanita  pada kelompok umur tertentu.
            Rumus :
                                         bi
                        ASFRi = ———— . K (i = 1 s/d 7)
                             f
                           p
                             i
dimana : bi = banyaknya kelahiran di dalam kelompok umur i selama
                                 1 tahun
                           f
                         p   = banyaknya wanita kelompok umur i pada pertengahan tahun
                           i
                         k   = bilangan konstanta, biasanya 1000
u Misal :
         Tabel.  Perhitungan ASFR DKI Jakarta 1970
u 4. Total Fertility Rate (TFR) atau angka Kelahiran Total
Rumus:
                   7
     TFR = 5      ASFRi ( i = 1, 2, ……… )
                  i=1
dimana :
ASFR    = Angka kelahiran menurut kelompok umur
      i     = kelompok umur 5 tahunan, dimulai dari 15-19
                                          7
Misal : Dari tabel 1, TFR = 5 ∑   ASFRi
                                                        i=1
           TFR  = 6 (60 + 197 + 251 + 304 + 119 + 65 + 11)
                  = 5 X 1007
                  = 5035 per 1000 wanita usia 15-49 tahun atau
           TFR  = 5,035 per 1000 wanita usia 15-49 tahun
Ini berarti , setiap wanita di Jakarta pada tahun 1970 rata-rata akan mempunyai anak sebanyak 5 orang di akhir masa reproduksinya.
u Variabel Antara terdiri atas
  1. Enam (6) ‘intercourse variables’ yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan kelamin (intercourse) yaitu :
      1. Umur memulai hubungan kelamin
      2. Selibat permanen : proporsi wanita yang tak pernah mengadakan hubungan kelamin.
      3. Lamanya berstatus kawin.
      4. Abstinensi sukarela
      5. Abstinensi terpaksa (misal: sakit, berpisah sementara)
      6. Frekuensi senggama.
II. Tiga (3) ‘Conception variables’  yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya konsepsi (conception)
    1. Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal-hal yang tidak disengaja
    2. Pemakaian kontrasepsi
    3. Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal-hal yang disengaja (misal: sterilisasi)
III. Dua (2) ‘’Gestation variables’  yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
    1. Mortalitas janin karena sebab-sebab yang tidak disengaja
    2. Mortalitas janin karena sebab-sebab yang disengaja
u Menurut Everett S. Lee ada 4 faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi yaitu :
  1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal
  2. Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan
  3. Rintangan-rintangan yang menghambat
  4. Faktor-faktor pribadi
u Keputusan Presiden No. 7 Tahun 1978 tanggal 28 April 1978 tentang Penetapan Propinsi-Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Maluku dan Irian Jaya sebagai Daerah Transmigrasi.
Tujuan : sesuai dengan Undang-Undang No.3 Tahun 1972 mencakup:
-          peningkatan taraf hidup
-          pembangunan daerah
-          keseimbangan penyebaran penduduk
-          pembangunan yang merata di seluruh Indonesia
-          pemanfaatan sumber-sumber alam dan tenaga manusia
-          kesatuan dan persatuan bangsa
-          memperkuat  HANKAMNAS
u Sex ratio Tahun 1990
u Desa 99
u Kota  99
u Desa kota 99
u Dependency Ratio 1990
u 60:87x100= 69

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Search Site

 
  • Blogroll

  • Consectetuer

  • Popular

  • Comments