Daftar Blog Saya

Jumat, 08 Maret 2013

idealis cinta dan matrealis cinta

Posted by riswan on 18.15

tak sepenuhnya apa yang kita tulis itu menjadi orang lain itu paham dan tak ada jaminan juga apa yang tulis orang lain membuat kita paham. maka disilah dialektika itu perlu. berangkat dari universalis sebuah hubungan, Sejarah cinta manusia
Aku bukanlah tipe orang yang suka memaksakan kehendak orang lain. Aku hanya menjelaskan sekali saja, itupun tak bermaksud agar ia mengikutiku, mengikuti kehendakku. Aku hanya memaparkan berbagai pilihan, biarlah ia yang memilih, karena bila kau yang memilihkannya, dan mengharuskan ia sama denganku, ini berate aku telah sedang membatasi kebebasan orang lain. Padahal setiap anak manusia punya hak dan kebebasan masing-masing. Hal ini berlaku kepada kekasihmu. Jika kamu kesulitan menghubungi, setiap kali menghubungi tanpa ada kesan yang mendalam atau setiap kali menghubungi ia dalam kesibukannya, jangan terlalu buru-buru untuk berpikir yang bodoh. Biarkan kekasihmu tidak menghubungimu, maka biarkanlah, biarkan dia mencari kedamaian, biarkan dia yang memulai menghubungimu. Cinta itu adalah timbale balik, bukan searah dan cinta itu bukan suatu paksaan. Pernah suatu ketika cinta itu kami paksa tapi yang terjadi diantaranya malah ada sifat keterlaluan. Dari sinipun kita dapat bisa belajar, bahwa hubungan cinta itu bermacem-macem, tak sama satu dengan yang lainnya. Toh jika ada yang sama itu adalah suatu kebetulan saja. Maka biarkanlah mengalir apa adanya. Pasti, jika suatu saat cintanya tumbuh ia akan menghubungimu. Kapan saja dan dimana kamu berada. Kamu jangan memaksa dia untuk selalu menghubungimu. Jika kamu mengatur-atur kehidupannya bukan kenangan yang menginspirasi yang akan kamu dapatkan, melainkan mala petaka yang akan didapatkannya. Sebenarnya cinta adalah kesucian. Bicara soal sucitak perlu banyak aturan, cukup jalani saja. Dan inilah idealism cinta.
Cinta anak muda yang sejati beasal dari cinta orang tua yang diajarkan turun temurun. Sejak pertama kali manusia lahir, ia telah disibukan dengan berbagai macam keperluan untuk menyambut kedatangan si mungil itu, hal ini menjadi bagian yang tak bisa terlupakan bahwa kegembiraan mereka secara bawah sadar mempengaruhi kegimbiraan si bayi tersebut. lambat laun karena perjalanan waktu, si mungil yang dulunya kecil, yang dulunya masa kecil dengan penuh kebahagiaan dengan cinta orang tuanya yang selalu mendampingi kemana ia pergi, berubah menjadi kebimbangan karena si anak itu melihat anak yang seusianya lahir tanpa orang tua dan menjadi gelandangan, tanpa sekolah dan tanpa tempat tinggal. Anak itu merenung dalam kesendiriannya, dimankah cinta itu hadir. Bisakah cinta hadir tanpa orang tua. Sampai menginjak di Usia remaja, anak ini jatuh cinta kepada seorang perempuan cantik, lugu dan masih kedesaan. Dijalaninya hubungan cinta kepada si cantik ini, awal mula mereka menetapkan hari jadi penuh dengan kebahagiaan. Kata salah satu pasang “aku benar-benar merasakan cinta”. Dijalninya waktu, sampai kurang lebih tiga bulan mereka menjalin asmara, hubungan mereka tanpa beban. Manginjak bulan ke empat, sepertinya ada yang aneh dan benar-benar terjadi, dianta mereka sudah mulai ada rasa kecemburuan, komunikasi sudah mulai renggang, dan diantanya ada yang suka menuduh-nuduh. Kepercayaan mulai kurang serta setiap kali diucapkan kata “bahwa aku saying kamu” tak mempan untuk menggantikan kepercayaan itu. paginya baik-baik saja, sorenya mereka bertengkar. Dari hal yang sepele menjadi hal yang lebih rumit dan kadang menjadi hal yang lebih besar. beberapa filosofi telah mereka hadirkan bahwa kehidupan orang becinta tak selamanya mulus. Kadang kita harus berlaku seperti kayu kepada api, rela menjadi demu untuk terbang dengan kediaman, seperti mendung kepada hujan, belum sempat ia berkata sudah menjadi air. Perjalan cinta tak semudah dibayangkan, disini butuh perjuangan untuk mempertahankannya. Karena tanpa perjuangan itu kamu akan merakan kesakitan yang tak ada duanya, bila kamu tinggalkan sang kekasih. Dan inilah Matrealisme hubungan cinta.

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Search Site

 
  • Blogroll

  • Consectetuer

  • Popular

  • Comments